Tuesday, April 24, 2007

GUNUNG RINJANI

Nama Kawah : Danau Segara Anak Type : Strato dengan Kaldera Letak : Pulau Lombok Tinggi :(3726 mdpl) Posisi Geografi : 8 0 - 25 0 LS dan 114 0 - 021/2 0 BT
Biaya Ekspedisi
Rincian perjalanan dari Mataram - Sembalun kurang lebih Rp.100.000,- Tiket Pendakian + Asuransi Rp. - Waktu pendakian : 3 hari
Jalur Alternatif Pendakian
Senaru
Pandangan Umum

Pandangan Umum Gunung rinjani adalah gunung tertinggi di Pulau Lombok dengan ketinggian 3726 mdpl maka tidak heran gunung ini mudah dilihat dari sisi manapun di pulau lombok. Pegunungan Rinjani yang majemuk menjulang di Lombok Utara. Sebagian besar mengandung formasi gunung muda. Kerucut Rinjani adalah yang paling tebal dan paling tinggi, terutama terdiri dari bahan lepas, mengandung sebuah kawah dengan beberapa tembusan fumarola. Puncak rinjani terletak di pinggir Kaldera Segara Anakan. Di sebelah Barat dari kerucut ini terdapat Kaldera Segara Anakan yang berbentuk lonjong (3500 x 4800 m) memanjang ke arah timur. Dan terdapat danau berbentuk bulan sabit. Bagian selatan danau ini dinamai Segara Endut. Pembuangan air dari danau apabila terjadi kelebihan air adalah menuju Sungai Kokok Putih dan disini terdapat pula tembusan mata air panas dari Gunung Rinjani. Dan di sebelah Barat Laut bukit ini timbul lagi suatu kerucut yakni Gunung Mas atau rombongan. Untuk mendaki gunung ini pendaki dapat menggunakan jalur pendakian yaitu : Lewat Bayan � Sinaru (Utara) Sinaru dapat dicapai dari Ibukota Lombok yaitu Mataram dengan kendaraan bermotor dengan lama perjalanan sekitar satu hari perjalanan. Kemudian dilanjutkan dengan kendaraan bermotor lokal atau dengan berjalan kaki dari sinaru menuju babanan (sampai tepi kaldera sebelah utara) setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju sungai kokok putih dari kokok putih pendakian akan lebih sulit karena pendaki akan mulai mendaki gunung sebenarnya yaitu menuju puncak rinjani dengan menggunakan jalur gunung plawangan. meskipun demikian pendakian menggunakan jalur ini adalah yang termudah dari jalur - jalur yang lain. Lewat Bayan - Torean (Utara - Timur laut) Dari Bayan berjalan kaki atau naik angkutan lokal yang ada menuju Torean kemudian menyusur Sungai Kokok Putih langsung ke dalam dasar kaldera. perjalanan ini memakan waktu satu hari perjalanan dan jalur yang dilalui agak sulit. Lewat Sembalum Lawang (Tenggara) Dari Mataram naik kendaraan umum ke Pesugulan (lk 4 jam) perjalanan kemudian perjalanan diteruskan dari Pesugulan - Sembalun Bumbung - Sembalun Lawang dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. dari sembalun lawang pendaki dapat mencapai gunung plawangan dan menuju ke segara anakan dengan waktu kira-kira setengah hari perjalanan. dan dari gunung plawangan dapat didaki Gunung Rinjani. Jalan ini cukup berat tapi paling banyak digunakan oleh para pendaki. Lewat Sajang Sajang terletak diantara Sembalun Lawang dan Bayan. pendakian ke Gunung Plawangan tidak jauh berbeda dengan yang dari Sembalun Lawang karena jalan setapaknya tidak jauh dari barat menjadi satu. Lewat Kumbi Sesaut yang terletak di baratdaya Pegunungan Rinjani hanyalah sejauh 1 jam perjalanan dengan kendaaraan umum dari Mataram ke arah timur. Perjalanan hingga babanan memakan waktu 2 hari perjalanan dan setelah itu sampai di Kokok Putih. perjalanan panjang ini memang tidak menyuguhkan pemandangan alam yang indah, tetapi menarik bagi pecinta hutan karena akan melewati hutan rimba yang lebat. Puncak Rinjani hanya dapat dicapai dari dua arah yaitu dari Gunung Plawangan dan langsung dari Aikmel. Perjalanan dari Aikmel ini sangat berat karena tidak akan ditemukan mata air mengalir dan memakan waktu dua hari perjalanan. jadi disarankan hanya yang memiliki kemampuan navigasi dan survival yang memadai yang disarankan mencoba jalur ini. Gunung Kondo atau lebih dikenal dengan dengan Gunung Sangkareang daya oleh rakyat setempat juga Gunung Punduk pertama didaki oleh Basleman pada tahun 1966 dengan menggunakan jalur dari timbanuh. pendakian kurang lebih satu hari. Dari puncak ini Danau Segara Anakan dapat dituruni dan di Timbanuh dapat dicapai dengan kendaraan umum dan sewaan. selanjutnya menurut penduduk jalan menuju ke Danau Segara Anakan dapat pula dicapai dari : 1. Luk (kemungkinan lewat babanan) (Utara) 2. Masbagik (hanya sampai G. Punduk) (Selatan) 3. Mantang (juga hanya sampai G. Punduk) Barat Daya 4. Kembangkereng (sampai G.punduk) Gunung ini memiliki keunikan danau yang luas terbentang di dasar gunung rinjani yaitu Danau Segara Anakan. Danau ini memiliki ikan yang sangat berlimpah sehingga banyak dieksploitasi oleh penduduk sekitar dan pengunjung yang sengaja mencari ikan di Danau Segara Anakan. Mendaki Eksotisme Gunung Rinjani PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa yang bermarkas di New York, menetapkan tahun 2002 sebagai tahun "Ekowisata, Gunung Berapi Internasional, dan Warisan Budaya". Tema utama yang diusung itu terasa tepat di tengah maraknya kerusakan lingkungan, yang berakibat buruk bagi kehidupan manusia. Pemandangan Segara Anakan yang bisa dinikmati dari puncak Gunung Rinjani.* Di Indonesia, Presiden Megawati meresponnya dengan Pencanangan Tahun Ekowisata 2002, yang peresmiannya dilaksanakan di Puncak Selo, Kabupaten Boyolali, tepatnya di celah Gunung Merapi-Merbabu. Gerakan nasional ini mencerminkan kepedulian dunia pariwisata terhadap kelestarian lingkungan. Secara sederhana, ecotourism atau sering disebut ekowisata merupakan sebuah produk pariwisata yang memanfaatkan aset alam dan lingkungan secara arif dan bijaksana. Sehingga kekayaan serta keanekaragaman hayati bisa lestari dan serasi dengan komunitas manusia di sekelilingnya. Keputusan pemerintah untuk menggalakkan ekowisata di Indonesia adalah sebuah langkah tepat. Hal ini didasari kenyataan bahwa basis kekuatan pariwisata Indonesia sebenarnya terletak pada anugerah kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. 0227106283 puti antapani 20 f bdg stiepar Dengan memiliki 129 gunung berapi atau 13% gunung api di dunia, prospek pengembangan ekowisata di Indonesia bisa dibilang cerah. Sayangnya, hanya sedikit kawasan gunung berapi yang dikelola secara ekowisata yang menghasilkan devisa negara. Selebihnya terbengkalai dan rusak parah akibat kesalahan pengelolaan dan penebangan liar. Salah satu gunung berapi di Indonesia yang terkenal ke seantero dunia adalah Rinjani. Setiap tahun, tercatat ribuan wisatawan asing dan domestik mendaki gunung berketinggian 3.726 m dpl (dari permukaan laut) ini. Tak pelak lagi, Gunung Rinjani menjadi incaran pencinta petualangan alam bebas. Terletak di sebelah utara tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia. Ketinggian puncaknya hanya terkalahkan oleh Pegunungan Jayawijaya di tanah Papua dan Gunung Kerinci yang berada di tanah Sumatera. Ada beberapa jalur pendakian yang sering dipakai untuk mendaki Gunung Rinjani. Namun bagi petualang yang pertama kali berkunjung ke Lombok, disarankan memilih jalur Sembalun Lawang. Pos awal pendakian di jalur ini relatif murah dan mudah dijangkau dengan transportasi umum. Dari gerbang pelabuhan laut Lembar, perjalanan menuju terminal bus di Kota Mataram. Di terminal tersedia kendaraan elf jurusan Mataram-Aikmel. Sekira 1 jam perjalanan, sampailah di kawasan Aikmel. Di sini, para petualang disambut kendaraan elf yang langsung menuju pos pendakian Sembalun Lawang. Selama menempuh perjalanan, kita melewati hutan tropis ditambah atraksi monyet liar di pinggiran jalan. Areal perkebunan kol, cabai dan bawang terbentang luas. Selain itu, tersaji pemandangan ngarai hijau mempesona yang dihuni suku Sasak tradisional, suku asli Pulau Lombok. Setiba di pos pendakian Sembalun Lawang, para pendaki wajib mendaftarkan diri. Sebelum keberangkatan, petugas jagawana memberikan pesan agar menjaga kebersihan dan menghormati adat istiadat penduduk setempat. Tak lupa diterangkan pula lokasi mata air yang tersembunyi. Bagi yang membutuhkan, tersedia jasa guide (pemandu) atau porter (tenaga angkut), yang dilengkapi penyewaan peralatan serta perbekalan standar pendakian gunung. Pengelolaan jasa wisata yang melibatkan suku Sasak ini, menerapkan tarif berbeda bagi wisatawan asing dan wisatawan lokal. Medan pendakian Tantangan awal yang mesti ditempuh adalah padang sabana yang luas dan berbukit-bukit. Karakteristik alam ini memberikan pengalaman baru bagi petualang yang biasa mendaki pegunungan di tanah Jawa. Biasanya pegunungan di Jawa lebih banyak menyuguhkan hutan homogen dan heterogen. Tanah tandus berdebu disertai iklim yang menyengat membuat stamina cepat terkuras. Hanya di beberapa tempat terhampar rumut ilalang yang lebat sebagai makanan lezat bagi lembu-lembu gembala. Di tempat tertentu terdapat pos khusus yang bisa digunakan berkemah dengan mata air dan wc darurat. Sehabis padang sabana, medan perjalanan terasa semakin berat. Tanjakan terjal dengan jurang menganga mulai hadir di antara rimbunan hutan heterogen. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Burung, monyet yang bergelantungan dan ayam hutan yang kerap dijumpai di hutan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, sampailah di pelawangan (punggungan gunung) Sembalun Lawang. Lokasi yang ditumbuhi cemara gunung (Casuarina junghuniana) ini merupakan pos pendakian terakhir sebelum menuju puncak. Pelawangan Sembalun Lawang terletak persis di lereng penyangga Danau Segara Anakan. Walhasil, sembari istirahat, pendaki bisa sepuasnya menyaksikan keeksotisan danau raksasa yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani. Sayangnya cuaca di ketinggian ini sangat mudah berubah. Serangan kabur dingin bisa datang mendadak menggantikan cuaca panas menyengat. Tak jarang angin badai mampu merobek bahkan menerbangkan tenda. Namun, pesona sunrise dan sunset menjadi momen yang tak terlupakan seumur hidup. Lantas ada dua pilihan: melanjutkan petualangan menuju puncak atau langsung turun ke Danau Segara Anakan. Medan perjalanan menuju puncak berat dan cukup berbahaya. Padang pasir, kawah, dan jurang yang seolah tanpa dasar, akan memaksa berpacunya adrenalin selama 3-5 jam perjalanan. Sedangkan medan perjalanan menuju Danau Segara Anakan tak kalah menegangkan. Para pendaki harus lincah menuruni lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki. Danau Segara Anakan Bagi suku Sasak, Danau Segara Anakan dianggap tempat sakral yang harus dijaga kesuciannya. Danau berwarna hijau dan biru itu, digunakan pula sebagai tempat ziarah dan peribadatan umat Hindu, Islam Wettu Telu (sinkretisme Islam-Hindu) serta kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Maka tak perlu heran, bila mencium asap dupa atau menemukan kembang sesaji di sekitar tepian danau. Selain itu, Suku Sasak sangat menghormati tempat persemayaman Dewi Anjani ini, yang dipercaya sebagai penguasa tertinggi alam gaib Gunung Rinjani ini. Air danau yang berasa kesat, akibat campuran air tawar dan air belerang ini, diyakini sebagai obat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Percaya atau tidak, nyatanya keadaan ini menyebabkan tumbuhnya kearifan budaya lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari eksploitasi sumber daya alam. Terlepas dari semua itu, para pendaki akan merasa dimanjakan alam. Untuk melemaskan otot yang tegang, kita bisa berendam air panas seharian di beberapa kolam belerang alami. Walaupun dijadikan tontonan puluhan monyet liar yang bertaring tajam. Yang paling mengasyikan, tentunya membakar ikan di pinggir danau. Ikan mas, mujair dan harper yang berukuran besar berkembang biak dengan pesat di danau ini. Bila kurang ahli memancing atau sedang apes, kita bisa membeli ikan dari pemancing lokal yang sering muncul di musim liburan. Di seberang danau terlihat gundukan bukit pasir yang sering mengeluarkan asap putih ke angkasa. Orang-orang menyebutnya sebagai Gunung Baru. Tak banyak keterangan mengenai gunung pasir yang masih aktif tersebut. (Dicky Risyana) GEOKIMIA RINJANI Jenis Batuan Hasil analisa batuan yang dilakukan terhadap batuan lava dari lava 1944 adalah basalt andesit dan basalt menurut hasil analisa dari Suyatna (1969), sedangkan lava 1966 hasil dari analisa Hardjadinata (1969) adalah berjenis basalt. Analisa kimia yang dilakukan terhadap beberapa contoh batuan dari setiap produk letusan adalah sebagai berikut : Analisa kimia batuan G. Rinjani (Suyatna dan Hardjadinata). Unsur Kimia Conto Batuan Lava 1944 Lava G. Mas Lava 1966 Lava G. Tenga Lumpur Kokok Putih (Batusanek) SiO2Fe2O3FeOAl2O3CaOMgOP2O5MnOK2OTiO2Na2OSO3H2O-Hilangdibakar 51.65%7.042.5919.268.314.020.000.170.881.182.582.060.100.1052.3%4.862.8719.778.714.320.000.170.831.202.751.920.130.13 52.60%7.440.5419.138.373.150.000.201.700.852.593.190.180.1852.16%7.701.4019.518.683.290.000.201.480.902.611.910.200.20 4.83%2.680.001.5946.780.430.010.430.000.450.082.882.5039.80 Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh Santosa I, dkk (1994), deskripsi petrografi diketahui tekstur batuan lava-lava G. Rinjani umumnya porfiritik dengan fenokris plagioklas, piroksen dan olivin. Selain tekstur tersebut ditemukan juga tekstur intergranular dengan mineral piroksen dan olivin terdapat atau sering dijumpai diantara mineral plagioklas yang memanjang dan tidak teratur. Jumlah fenokris di dalam masa dasar berkisar antara 35 - 80 % volume seluruh batuan. Santosa I (1994) melakukan analisa kimia terhadap conto batuan yang tersebar di bagian tubuh G. Rinjani, jumlah conto batuan yang dianalisa sebanyak 17 conto batuan, maka hasil analisa kimia batuan menunjukan bahwa silika (SiO2) antara 48,95% - 56,86%, kandungan TiO2 kurang dari 1 (satu) %, hanya 2 conto yang mempunyai harga 1,02% dan 1,04% ini adalah suatu fenomena bahwa lava G. Rinjani terdapat pada busur kepulauan. Berdasarkan diagram Le Maitre 1989 (SiO2 terhadap K2O), komposisi batuan G. Rinjani umumnya basalt - basalt andesit. Berdasarkan komposisi kimia, seri G. Rinjani termasuk ke dalam kerabat Kalk-Alkalin yang unsur K-nya sangat tinggi. Komposisi umumnya berkisar antara basaltis sampai andesitis. Dalam tabel berikut disajikan analisa kimia beberapa sample lava dari nilai silica terendah hingga tertinggi. Tabel 5. Hasil Analisa Kimia ( Santosa I, 1994) beberapa conto batuan. Unsur Ri-16 Ri-17 Ri-18 Ri-27 SiO2Al2O3Fe2O3CaOMgONa2OK2OMnOTiO2P2O5H2O-HDJumlah48.9518.829.808.784.914.541.330.150.890.310.261.1899.92 52.6218.658.637.765.083.741.910.131.020.310.060.0299.9353.3717.488.937.335.353.931.790.130.850.300.030.0299.03 56.8617.547.606.693.653.851.960.130.780.420.060.3599.89 Evolusi magmatis berdasarkkan konsentrasi unsur utama produk G. Rinjani terhadap kandungan SiO2 dan TiO2 menunjukkan fraksinasi kristal mineral-mineral piroksen dan plagioklas, sedangkan korelasi negatif antara SiO2 terhadap unsur-unsur Al2O3, Fe2O3, MgO dan CaO menunjukkan adanya dominasi fenokris dari plagioklas, piroksen dan olivin. Sifat 1951 Segara Anak 1961 Segara Anak 1967 1969 Permukaan Kedalaman 25 m Pintu air lapisan lava Kokok Putih Air Danau Kokok Mata air panas Putih Dekat danau Segara Anak Kokok Putih Kokok Putih Segara Anak Sela Dara Sembalun Bumbung G. Tenga Segara Anak Kekeruhan Warna mg Pt/l Bau Rasa PH Sisa kering mg/l Sisa pijar mg/l Hilang dalam pemijaran Kesadahan Ca++ mg/l Mg mg/l SiO2 Zat anorganik mg/l KmnO4 CO bebas mg/l HCO3 mg/l CO3- mg/l Fe+++(putih) mg/l Fe++ mg/l Mn mg/l SO4= Cl- mg/l Pb++ dihitung sebagian mg/l K2+ Na+ (Na+) K+ mg/l Na Mg/l H2S mg/l - - - - 7.9 3146 2474 672.0 - - - - - 600 - - - 0.3 - 1014.7 - - - - - - - 99.7 - - - - 8.0 3020 2406 614.0 - - - - - 580.9 - - - 0.3 - 976.9 - - - - - - - 9.4 - - - - 7.2 3528 2832 696.0 - - - - - 827.1 - - - 0.2 - 728.3 - - - - - - - 29.1 6.8 3796 2920 876.0 - - - - - 718.0 - - - 0.4 - 1218.6 - - - - - - - t.a 8 2828 2500 328.0 72.0 171.4 213.5 100.0 - - 561.2 t.a t.a t.a t.a 1013.9 492.0 - - 44.9 393.6 - - - - - 7.5 3014 2724 290.0 68.0 250.0 150.9 150.0 - - 646.6 t.a 0.2 - t.a 987.1 600.0 - - - - 48.0 459.7 - - - - - 2750 2454 296.0 62.0 178.5 153.1 100.0 - - 158.6 t.a - t.a 1154.4 484.0 - - 44.2 408.2 - - - - 7.5 3143 2474 672.0 68.0 250.0 150.9 150.0 - t.a - - - 0.3 t.a 1014.7 600.0 - - 48.0 459.7 - Jernih 10 Tidak ada Tidak ada 7.4 3528 3000 328.0 64.4 192.8 162.3 76.0 5.9 163.8 694.0 0.0 0.15 - 0.5 1032.3 559.7 0.0 388.8 - - - Jernih 20 Tidak ada Tidak ada 6.4 2280 1920 360.0 47.6 334.2 3.5 50.0 9.8 25.6 8.8 0.0 0.15 - 0.10 1110.4 163.6 0.0 279.5 - - - Jernih 30 Tidak ada Tidak ada 7.0 3580 2000 980.0 84.6 201.3 244.8 58.0 4.2 471.0 653.8 0.0 3.60 - 0.00 1088.1 371.3 0.0 310.5 - - - Hasil penelitian tentang pemeriksaan air juga dilakukan pada tahun 1994, yaitu pada bulan Mei dan Oktober (Priatna, dkk, 1994), hal ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada kimia air di sekitar G. Barujari. Contoh air yang analisa adalah airpanas di S. Kokok Putih, air danau Segara anak dan airpanas Sprela, contoh-contoh tersebut adalah: Tabel 7. Analisa Kimia Air G. Rinjani, Mei dan Oktober 1994 Unsur Kimia Airpanas S. Kokok Putih Air Danau Segara Anak Airpanas Sprela Mei Oktober Mei Oktober Mei Oktober SiO2CaMgNaKMnSO4H2SNH3Cl(-)HCO3 (-)BSuhupH 119,10191,00184,00320,2551,600,00648,509,251,441.552,00628,581,0745,6�6,67 120,20180,80172,00330,2060,250,00630,5012,252,021.425,00520,231,0543,24�6,82 139,83209,00232,00213,5054,000,26970,506,941,74296,00806,830,0014,60�6,58 142,25211,00240,00215,5059,250,43982,507,241,62283,00812,000,0016,8�6,52 129,23119,00355,30299,5046,000,00724,006,941,641.334,00450,330,8940,73�6,34 128,32121,23342,36310,5050,500,00716,008,821,841,223432,500,6939,50�6,65 Kalau dilihat dari tabel hasil analisa kimia air G. Rinjani sebelum dan sesudah letusan G. Barujari, terlihat adanya perbedaan kandungan unsur yang meningkat dan menurun, kemungkinan adanya unsur yang menambah pada lokasi-lokasi tersebut.

1 comment:

Anonymous said...

[url=http://ivlkrwnnz.com]LTHKXaSt[/url] , MxjCw - http://hhmgziigpu.com