Tuesday, April 24, 2007

GUNUNG KINABALU



Berbeda dengan Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara, yang bentang alamnya didominasi oleh deretan gunung berapi, Kalimantan (Borneo) hanya mempunya sangat sedikit gunung, dan itu pun bukan gunung api. Namun, salah satu dari yang sedikit itu, yakni Kinabalu, mempunyai puncak yang justru lebih tinggi dari deretan gunung api tersebut. Gunung Kinibalu mempunyai ketinggian 4.101 meter mdpl.

Gunung Kinabalu terletak di sebelah utara pulau Kalimantan, tepatnya di Taman Nasional Kinabalu, Sabah, Malaysia. Taman ini berjarak 90 km dari kota Kinabalu,dapat ditempuh dengan menggunakan minibus jurusan Kinabalu - Ranau turun di Taman Nasional Kinabalu.

Dijuluki sebagai "Puncak Borneo", Kinabalu merupakan gunung yang menjulang di atas dataran pantai barat laut Sabah, dan berada di antara dua gunung "pengawal" yang mengapit yakni Tambuyukon (2.576 meter) dan Trus Madi (2.597 meter). Dengan ketinggian 4.101 meter, Kinabalu menjadi gunung tertinggi kedua di Asia Tenggara, di bawah puncak-puncak tertutup salju di Papua.

Bagi pendaki, perjalanan ke puncak Kinabalu merupakan pengalaman yang mempesona karena melalui kumpulan vegetasi yang berbeda-beda. Di bawah 1.300 meter, hutan Dipterocarpaceae dataran rendah dan perbukitan tampak mendominasi. Selanjutnya, di sekitar Kantor Pusat Taman Nasional (1.554 meter di atas permukaan laut), hutan didominasi oleh pohon sarangan Castanopsis, yang merupakan tempat hunian sejumlah besar burung dan bajing yang sangat jinak. Hutan ini agak kurang kaya, namun masih dapat ditemui 40 jenis pepohonan sepanjang jalan sejak Kantor Taman Nasional.

Saat mendaki, mulai dari Timpohan Gate (1.830 meter) sesuai aturan dari Kantor Taman Nasional, pendaki akan ditemani oleh guide yang berpengalaman, berlisensi dan juga pandai berbahasa Inggris. Satu guide akan melayani kurang lebih lima orang. Keistimewaannya, mereka sangat mengenal nama dan karakter flora dan fauna sepanjang jalur yang dilewati. Pendaki dipersilakan untuk bertanya sepuasnya tentang Gunung Kinabalu.

Uniknya lagi, para pendaki tidak perlu membawa perlengkapan yang banyak dalam mendaki Kinabalu karena fasilitas lengkap telah tersedia di pos-pos perhentian. Agaknya, hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi terhadap bahaya pencemaran (sampah) dan gangguan terhadap habitat asli di Gunung Kinabalu (pembakaran, perburuan hewan, pencabutan, penebangan kayu, pembabatan tumbuhan, dan lain-lain).

Selepas Timpohan Gate, jalur ke puncak melingkar sepanjang punggung selatan gunung, melalui Medang Hostel (1.885 meter), Pondok Kandis (1.981 meter), Pondok Ubah (2.059 meter), Pondok Mempening (2.518 meter), dan Pondok Layang (2.621 meter). Keseluruhannya 8,5 km melalui jalan selebar gerobak yang bertingkat-tingkat sejak hutan pasang yang kaya, menuju ke hutan lumut dan hutan Rhododedron. Di daerah Medang Hostel jika cuaca cerah, pendaki dapat melihat bentuk Gunung Kinabalu yang khas dengan puncak-puncak yang bergerigi.

Selepas Pondok Layang, pendaki akan melewati jalan curam menuju Pondok Villosa (2.942 meter), kemudian menuju Pondok Paka (3.072 meter), hingga akhirnya sampai ke Laban Rata (3.353 meter). Di sinilah biasanya pendaki bermalam hari pertama, biasanya di Penginapan Panar Lahan.

Suasana Panar Lahan ini benar-benar sangat modern, dengan pasokan gas dan listrik yang dialirkan dari bawah, sehingga pendaki akan merasa sangat dimanjakan. Bagi yang tiba sore hari, di balkon penginapan, mereka dapat duduk bersantai melihat pemandang-an hutan tropis berkabut, sambil menikmati secangkir kopi atau teh panas yang tersedia di kantin penginapan.

Subuhnya, perjalanan akan dilanjutkan dengan mendaki anak-anak tangga akar gelam bukit yang berbenjol-benjol sampai ke Sayat Sayat (3.810 meter). Setelah itu dengan batuan tali-tali yang terpasang dengan kuat sebagai panduan dan pegangan, pendaki akan melalui dataran tinggi granit guna mencapai Puncak Low (4.101 meter), dan biasanya diusahakan saat Matahari terbit.

Selain Puncak Low, Kinabalu juga mempunyai empat puncak lain, yakni South Peak (3.921 meter), Oyayubi Peak (3.975 meter), St John Peak (4.090 meter), dan Victoria Peak (4.094 meter). Namun, puncak yang biasa didatangi hanyalah Puncak Low.

Dari Puncak Low, jika memandang ke arah Timur Laut, terbentang luas Low's Gully yang dalam dan artistik, yakni suatu ngarai menganga dengan kedalaman lebih dari 1,5 kilometer dan lebar satu kilometer yang membagi Gunung Kinabalu menjadi dua bagian. Dasar jurang ini tampak sangat jauh karena posisinya lebih rendah dari Panar Laban. Di arah Barat, tampak di kejauhan bandar-bandar seperti Tuaran, Kota Belud dan Kota Kinabalu. Bahkan jika cuaca cerah, Laut Cina Selatan akan terlihat dengan jelas membentang dari barat ke timur dengan luasnya.

Memandang ke utara, pendaki akan melihat Gunung Tambuyukon yang misterius berselimutkan kabut dan awan yang bergulung seperti hamparan ombak. Sedang ke arah selatan, tampak Gunung Trus Madi yang setia mendampingi, juga dengan balutan putih awan dan kabut yang menutupi hutan hijau pegunungan di gunung tersebut.

Selain mendapat keindahan pemandangan pagi di puncak saat Matahari bersinar, pada malamnya, yang dingin dan terang, lapisan es akan terbentuk di Kolam Harapan di kaki Puncak Low, dan ini merupakan suguhan keunikan tersendiri di gunung tropis tersebut. Selain di puncak, di sinilah para pendaki biasanya menuangkan segala harapan dan permohonannya. Dengan kekayaan hayati dan sentuhan petualangannya yang memikat, tak bisa dipungkiri, Kinabalu memang mempesona.

Menurut penelitian, Kinabalu merupakan "gunung non-api" termuda di dunia yang telah terbentuk penuh. Gunung ini merupakan hasil intrusi granit yang terbentuk 15 juta tahun lalu oleh suatu bola raksasa yang mengeras dari batuan meleleh (pluton) yang tertekan di bawah batuan endapan kala Jajaran Croker. Oleh gerakan-gerakan tektonik sejuta tahun lalu, pluton tersebut kemudian terdesak ke atas guna menyusun badan gunung. Bahkan, proses ini sampai sekarang masih terus berlanjut sehingga Gunung Kinabalu tumbuh setengah centimeter setiap tahun.

Selanjutnya, selama kala Pleistosen, sungai-sungai es menutupi puncak gunung, menggesek dan melicinkan dataran tinggi granit, dan hanya meninggalkan puncak yang bergerigi di atas lapisan es. Akibatnya, seperti ditemukan di Gua Paka, ketinggian 3.250 meter, terdapat kumpulan batu-batu besar dari berbagai ukuran yang menandai moraine (bentukan oleh bagian depan sungai es yang bergerak maju). Kemudian, kurang lebih 10.000 tahun lalu lapisan es mencair dan sejak itu cuaca dan hujan memahat tebing-tebing gunung lebih lanjut untuk menciptakan puncak-puncak terukir dan jurang-jurang dalam yang menawan.

Bahan-bahan dari:

- KOMPAS, Jumat, 12 Juli 2002.

FT Handi Feryandi Mounteneerer, mahasiswa Teknik Geodesi UGM

- Ministry of Culture, Arts and Tourism Malaysia.

National Parks Of Malaysia

No comments: